Koprol adalah jejaring sosial bergerak yang menghubungkan kamu dengan orang-orang di sekitarmu.
Koprol membuatmu dapat berbagi kiriman singkat, lokasi, foto, serta ulasan dengan teman-teman serta orang-orang di sekitarmu. Dengan Koprol, kamu akan tahu di mana teman-temanmu berada dan juga apa saja yang terjadi di sekitarmu.
Jika kebanyakan jejaring sosial membuatmu duduk diam di depan komputer, Koprol menyertaimu berkeliling kota dan bertemu teman-teman dalam dunia nyata. Koprol ditujukan bagi orang-orang di berbagai kota di Indonesia. Koprol sangat mudah digunakan, dapat dijalankan pada berbagai penjelajah web ponsel, serta tidak membutuhkan GPS.
Demikian penjelasan mengenai Koprol yang ditulis dengan bahasa Inggris di situs jejaring sosial asli Indonesia tersebut. Bagi para penggiat web yang sudah terbiasa dengan mikroblog seperti Twitter dan Plurk, meskipun tak sama persis, Koprol memiliki banyak kesamaan dengan tempat bermain biasa mereka.
Saya masuk dalam gerbong yang terlambat menjajal Koprol. Walau telah agak lama tahu, baru akhir pekan kemarin saya menyempatkan mencoba mainan baru Satya dkk. ini melalui peranti bergerak saya. Koprol mengingatkan saya pada layanan papayanews yang pernah digagas Ompung Julius Sirait pada sekitar tahun 2007. Ya Ton?
Simpulan ringkas saya, Koprol sangat berpotensi untuk menarik ceruk pengguna tersendiri di jejaring sosial Indonesia. Ada banyak hal-hal yang unik dan menarik yang bisa menjadi keunggulan Koprol walaupun tentunya tetap ada beberapa hal yang masih dapat dikembangkan.
Yang menarik
Tampilan
Tampilan situs Koprol di layar komputer cukup menarik, khas Web 2.0 dengan warna-warna berani yang didominasi oleh warna hijau, desain dan tata letak minimalis, serta tipografi artistik dan besar. Tampilan di layar kecil peranti bergerak pun berhasil disesuaikan dengan keterbatasan perangkat ini secara apik.
Lokasi
Fitur lapor masuk (check in) di Koprol menjadi suatu penanda keberadaan pengguna di suatu lokasi. Hal ini diterapkan tampaknya untuk menunjang salah satu sifat Koprol sebagai layanan berbasis lokasi.
Status
Sapaan atau pertanyaan yang berganti secara acak di atas kotak isian pembaruan status menjadi hal yang menarik dan mendorong pengguna untuk mengisinya dengan hal yang berbeda. Ini adalah salah satu keunikan Koprol dibanding layanan sejenis lainnya.
Foto
Melengkapi status atau kiriman singkat dari suatu lokasi atau tempat, pengguna Koprol juga dapat mengirimkan foto dengan cara yang cukup mudah melalui ponsel yang dilengkapi dengan kamera.
Ulasan
Akhirnya, pengguna Koprol dapat memberikan komentar atau ulasan pada suatu tempat yang didatanginya. Ulasan ini dapat menjadi rujukan bagi orang lain yang akan mendatangi tempat tersebut.
Kombinasi kuartet lokasi, status, foto, dan ulasan inilah yang membuat layanan Koprol unik dibandingkan layanan lainnya.
Yang dapat dikembangkan
Akses
Saat ini tampaknya Koprol diterapkan seperti Facebook, yaitu suatu taman berdinding (walled garden). Orang baru bisa menikmati keindahannya setelah masuk log. Melihat materi yang tersedia, seperti komentar, foto, serta ulasan tentang suatu tempat, sebenarnya sangat bagus jika taman Koprol dibuka untuk publik, terutama untuk mesin-mesin pencari agar dapat menuai sedikit limpahan dari orang yang nyasar masuk sewaktu menggunakan mesin pencari.
API juga merupakan sarana peluasan akses. Tidak perlu ragu untuk menyediakannya sejak awal dan tak usah menunggu permintaan atau kebutuhan pengembang lain.
Bahasa
Dari pernyataan di situsnya, “Koprol is aimed for people in Indonesian cities,” agak janggal bahwa bahasa yang dipergunakan adalah bahasa Inggris. Jika sasarannya adalah orang Indonesia, rasanya akan lebih pas jika antarmukanya menggunakan bahasa Indonesia. Atau paling tidak, berikan pilihan. Bahasa Indonesia yang dipakai sebaiknya jangan gaya formal, melainkan gaya percakapan agar tak terkesan kaku.
Lokasi
Penggunaan sistem lapor masuk (check in) cukup bagus karena tidak bergantung pada ketersediaan peranti GPS. Akan lebih bagus lagi jika Koprol dapat melayani orang yang menggunakan peranti dengan GPS terpasang. Dengan pendeteksian lokasi secara otomatis, pengguna akan dimudahkan, walaupun dapat juga diberi pilihan untuk menggantinya secara manual.
Selain melalui GPS pada peranti bergerak, penjelajah web destop modern seperti Firefox 3.5 atau Chrome juga sebenarnya sudah dapat digunakan untuk memindai lokasi, lho.
Terkait dengan lokasi, memang disadari bahwa basis data lokasi tempat adalah sesuatu yang selalu dinamis. Saat ini penambahan lokasi baru tampaknya dilakukan manual oleh admin. Dengan pengguna yang masih sedikit, hal ini masih memungkinkan, walaupun untuk pengguna baru mungkin akan menjadi penghambat karena sewaktu mau menggunakan, lokasi yang dicarinya belum tersedia. Akan jauh lebih baik jika pengguna diberikan kesempatan untuk memasukkan lokasi baru secara mandiri, walaupun, jika dipandang perlu, admin diperlukan untuk menyetujui lokasi baru tersebut.
Status
Sapaan atau pertanyaan yang berganti-ganti di bagian atas kotak isian status dapat menjadi perangsang bagi pengguna untuk mengisi sesuai dengan pertanyaan yang diajukan. Pada uji coba saya, beberapa kali saya diajukan pertanyaan yang sama, misalnya “How’s the traffic?” Ya saya jawab saja “Loh, kok ditanya lagi? Tadi kan sudah dijawab?” Sebaiknya ada pelacakan pertanyaan apa saja yang sudah diajukan dan jangan sampai diajukan pertanyaan yang sama. Atau ada opsi (di sebelah pertanyaan tersebut misalnya) untuk mengganti pertanyaan.
EmoticonEmoticon